Kopal adalah hasil olahan getah (resin) yang disadap dari batang damar (Agathis dammara [sin. A. alba] dan beberapa Agathis lainnya) serta batang dari batang pohon anggota suku Burseraceae (Bursera, Protium). Kopal merupakan bahan dasar bagi cairan pelapis kertas supaya tinta tidak menyebar. Bahan ini juga dipakai sebagai campuran lak dan vernis.
Luas kawasan hutan Damar Perhutani seluas 95.085,94 ha, yang terdiri dari Unit I seluas 28.156,48 ha, Unit II seluas 66.929,46 ha, dan unit Unit III (diluar KP) seluas 2.074,60 ha. Kapasitas produksi Kopal Perhutani sebesar 700 ton/thn.Minyak Terpentin hasil olahan dari getah pinus haruslah memenuhi beberapa persyaratan untuk dapat masuk dalam klasifikasi mutu yang distandarisasikan, yaitu:
Mutu UEQ
Penentuan mutu terpentin ditentukan :
1. Warna Jernih
2. Tidak mengandung Kotoran dan Air
3. Kandungan Alpha Pinene
4. Bau yang Khas
Spesifikasi terpentin adalah sbb :
1. Berat Jenis / Specific Grafity : 0.848 – 0.865
2. Indeks Bias / Refractive Index : 1.464 – 1.478
3. Warna / Colour : Jernih
4. Kadar Alpha Pinene / Alpha Pinene Content : 80 % – 85 %
5. Titik Nyala / Flash Point : 33 °C – 38 °C
Minyak kayu putih adalah hasil proses ekstraksi daun tanaman Kayu Putih. Daun dan ranting tanaman Kayu Putih didistilasi sehingga mengasilkan produk akhir berupa minyak. Luas kawasan hutan kayu Putih Perhutani sebesar 24.255,56 ha yang terdiri dari :
1. Divisi Regional Jawa Tengah seluas 2.819 ha
2. Divisi Regional Jawa Timur seluas 8.121 ha,
3. Divisi Regional Jawa Barat dan Banten seluas 13.315,56 ha.
Kapasitas produksi Minyak Kayu Putih Perhutani sekitar 400 ton/thn.
Lokasi Pabrik Minyak Kayu Putih Perhutani (PMKP) berada di :
1. Divisi Regional Jawa Tengah (PMKP Krai – Gundih),
2. Divisi Regional Jawa Timur (PMKP Sukun – Madiun),
3. Divisi Regional Jawa Barat dan Banten Unit III (PMKP Jatimunggul – Indramayu)
Spesifikasi Minyak Kayu Putih Perhutani adalah sebagai berikut :
Berat Jenis / Specific Grafity (15/15) : 0.915 – 0.932
Indeks Bias / Refractive Index : 1.466 – 1.472
Putaran Optik : ± 40 sampai 00
Kelarutan dalam alkohol 80% (1:1) : Larut dan Jernih
Kadar cineol (metoda resorsinol) : 50 – 65%
Perhutani sebagai produsen gondorukem terbesar di Indonesia dan peringkat kedua dunia setelah Cina, telah memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ekspor gondorukem. Pada tanggal 25 Februari 2012 Perhutani kembali melakukan ekspor perdana gondorukem untuk tahun 2012 sebagai pemenuhan permintaan pasar internasional yang semakin meningkat serta harga cenderung naik dari 1.300 USD per ton menjadi 1.500 USD per ton.
Bertempat di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Industri Non Kayu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah yang terletak di Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak, hadir Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto beserta jajarannya untuk melepas kegiatan ekspor gondorukem ke Cina. Ekspor kali ini memberangkatkan 52 kontainer atau setara dengan 2.000 ton dan disusul 200 kontainer pada bulan Maret. Gondorukem merupakan hasil olahan getah Pinus merkusii atau pohon pinus yang telah disadap dan gondorukem Perhutani sejak lama terbukti mempunyai kualitas dan mutu bagus yakni lebih tahan panas, lebih lengket dan wangi sehingga Cina yang merupakan produsen terbesar di dunia masih membutuhkan pasokan gondorukem Indonesia.
Selama ini negara yang menjadi tujuan ekspor gondorukem yakni India, Taiwan, Belanda, Pakistan dan Turki. Perhutani akan mengakomodir potensi bahan baku gondorukem dan mengarahkan ke derivate guna menaikkan harga jual. Untuk itu Perhutani sedang mengembangkan pabrik derivate di Pemalang Jawa Tengah agar dekat dengan bahan baku. Pabrik yang diharapkan segera beroperasi dan berproduksi di tahun 2013 mempunyai kapasitas 25.000 ton getah pinus per tahun. Pembangunan pabrik derivate gondorukem semakin berdampak besar terhadap kesejahteraan masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kualitas lingkungan.
Pengolahan pabrik derivate gondorukem akan menghasilkan gicerol rosin ester, alpha pinene, betha pinene, limonene, cineol dan alpha terpineol yang merupakan bahan baku industri batik, kosmetik, farmasi, parfum, industri makanan dan minuman, adhesive, industri kertas, industri cat dan tinta.